Sabtu, 29 September 2012

Biografi Sandhy Sondoro


Pernikahan Sandhy Sondoro dan Ade Sechan Tertutup
 Siapakah Sandhy Sondoro ?  Sandhy Sondoro yang terlahir di pulau jawa, Jakarta, 12 Desember 1973 silam ini. datang dari keluarga musik, dimana orang rumahnya menyukai pop Amerika, folk, Jazz dan blues yang berasal dari Ayah dan Ibunya yang selalu ermain gitar setiap hari. itu adalah kesenangan yang membentuk talenta dia.



Musik yang dia mainkan bukan musik tradisional Indonesia tapi banyak terpengaruh dari soul dan blues. Sandhy Sondoro bukan hanya berbakat dalam bernyanyi, menulis lagu dan sebagai pemain gitar, dia juga memiliki talenta yang lain, dia menyukai menggambar dan memasak.


Di Indonesia Sandhy Sondoro memulai dengan bermain band di Sekolah Menengah Atas. Mereka masih memainkan lagu dari Van Halen dan Mr. Big atau The Black Crows. Di umur 18 tahun dia pergi untuk mengunjungi pamannya di California dan menetap disana. Setahun kemudian dia pergi ke Jerman untuk kuliah arsitektur.


Awalnya Sandhy datang ke Eropa (Jerman) hanya untuk belajar di jurusan arsitektur di FH Biberach an der Rib. Tapi, karena kiriman biaya dari orang tua berhenti, adik sepupu aktris Ira Maya Sopha itu akhirnya memutuskan untuk mencari uang sendiri.


Sambil kuliah, Sandhy bekerja paruh waktu hingga ia lulus. Bermacam-macam pekerjaan buruh pernah dijalaninya, seperti menjadi pencuci piring, tukang parkir, tukang koran, dan bekerja di dapur restoran cepat saji. Apa boleh buat, Sandhy harus melakukan itu semua karena ia harus membiayai hidupnya sendiri, tak ada yang menopang. Namun, semua itu dijalaninya tanpa rasa malu ataupun gengsi. Baginya logis saja, untuk survive ia memang harus bekerja keras. Ia pun cukup bijaksana untuk menyadari bahwa jika mau sukses dalam aspek apapun, tak ada cara lain selain kerja keras.


Pekerjaan-pekerjaan seperti disebut di atas memang cukup untuk membiayai hidup mahasiswa sederhana seperti Sandhy, tapi ada hal yang tidak terpuaskan di situ. Kecintaannya pada musik masih terpendam begitu saja sebagai hobi. Menyadari bahwa ia punya bakat dalam bermusik, Sandhy pun memanfaatkannya sebagai sumber mata pencaharian pula. Sandhy menjadi pengamen jalanan.


Lama-lama “karir” adik sepupu dari aktris Ira Maya Sopha ini naik menjadi musisi kafe setelah ia membentuk band dengan teman-temannya. Band-nya ini mendapat sambutan luar biasa dari para pengunjung, yang sebagian diantaranya merupakan musisi profesional di sana.


Sebenarnya, Sandhy memang selalu bercita-cita untuk serius di bidang musik dan menjadi profesional, walaupun dalam bidang akademi ia justru memilih desain dan arsitektur. Jadi, ia tak sungkan-sungkan untuk mengikuti beberapa lomba menyanyi di Eropa. Setiap tawaran mengikuti lomba yang ditawarkan agennya selalu disambut dengan antusias oleh Sandhy.


Pertama-tama dia memperbaiki kecakapan dalam bahasa Jerman agar diakui di Universitas. Dia lulus dalam desain interiior tapi gairah dia dalam bernyanyi dan bermain gitar lebih kuat daripada bekerja di kantor.


Pengalaman dia pertama kali sebagai musisi jalanan diperoleh di Baden Wurttemburg tahun 1996. Kontes bakat internasional di Berlin menarik dia dan menginspirasi dia. Pada tahun 1998 dia kembali ke Berlin dan memulai karir dia sebagai penyanyi dan pemain gitar di bar-bar, club-club dan di metro.


Lagu favorit dia "Down on the Streets" terinspirasi dari pengalaman dia tumbuh di metropolitan Berlin. Dia tampil di teater favorit seperti House of World Cultures in Berlin, bermain di festival-festival music seperti Museum Bode Festival Isle. Penggemar dia ada di Hamburg, Cologne, Stuttgart dan masih banyak tempat di Jerman.


Meskipun 20 tahun sudah tinggal di Jerman dan 12 tahun berkarier musik di sana, Sandhy Sondoro pernah ambil bagian dalam sebuah kontes musik di Eropa atas nama Indonesia. Sandhy pernah mencuri perhatian publik Jerman karena penampilannya sebagai finalis German Idol pada 2007.


Sandhy pun bercerita pengalaman pribadinya, bahwa tak mudah orang-orang Jerman mengakui kemampuan orang-orang Asia, termasuk Indonesia, tidak terkecuali di bidang musik. "Contohnya, di kafe, habis nonton saya manggung, mereka paling cuma bilang, 'Not bad'," cerita Sandhy. Namun, dengan kecintaan akan musik, kerja keras, dan keuletannya, yang kemudian menghasilkan prestasinya dalam German Idol 2007, ia akhirnya bisa masuk industri musik rekaman Jerman.





Dari segi vokal, Sandhy mempunyai kemampuan yang unik. Kerabat-kerabat musisi dari kalangan kulit hitam di kota multi-ras itu kerap menjulukinya Indo-nigger karena khas vocalnya yang begitu “hitam” dan jarang dimiliki oleh penyanyi-penyanyi dari benua Asia. Sandhy sudah lama memulai karir musik profesionalnya. Namun baru banyak dikenal publik Jerman setelah tampil di salah satu acara televisi nasional Jerman ProSieben yaitu TV Total (Pro7), yang disiarkan setiap Senin malam hingga Kamis malam tahun 2007 lalu. Acara milik entertainer popular Jerman Stefan Raab, yang mencari bakat-bakat baru di dunia musik (seperti American Idol, namun di Jerman namanya cukup unik: SSDSDSSWEMUGABRTLAD/ Stefan sucht den Superstar, der singen soll, was er möchte, und gerne auch bei RTL auftreten darf). Sandhy Sondoro secara mengesankan tampil di acara itu, meski pada akhirnya hanya bertengger di lima besar babak akhir. 

Kemampuannya menulis, mengaransemen, dan menyanyikan lagu cukup disegani oleh kalangan musisi papan atas Jerman sebut saja Gregor Meyle. Berbagai panggung bergengsi semacam House of World Cultures atau Museum Isle di Berlin juga pernah di singgahi Sandhy Sondoro sebagai tempat mengekspresikan musiknya. Masyarakat luas mulai mengenalnya sebagai “one of a kind” dilihat dari perawakan Asia-nya dengan karakter suaranya yang soulfull, meledak-ledak namun juga sangat fleksibel memberinya banyak julukan, salah satunya adalah Ben Harper of Jakarta.

 Pada 2009, Sandhy merilis album Why Don't We. Album ini terasa kental dengan nuansa pop-blues. Lagu-lagu yang ada di dalamnya, antara lain Superstar (How Could We Not Love) dan Shine (featuring Dublex Inc). Ia sempat datang ke Jakarta, untuk mengenalkan album tersebut, sekaligus memperdengarkan lagu "Malam Biru", yang khusus diciptakannya untuk kita di Indonesia.




"Saya ke Indonesia hanya untuk say hello. Kalau (saya) bisa diterima, syukur. Kalau enggak, ya engga apa-apa," kata penyanyi yang memiliki tarikan suara sedikit serak ini. "Sebenarnya saya susah membuat lagu berbahasa lain (selain bahasa Inggris). Tetapi saya sengaja buat lagu pakai bahasa Indonesia. Lagu itu bercerita tentang kerinduan, dalam arti luas. Rindu kepada Indonesia, kekasih, dan lain-lain."
Setelah mengeluarkan album bertitel “Why don’t we” debut yang mengukuhkan keberadaan, serta kualitas dirinya sebagai “pendatang luar” di belantika musik Jerman dan diapresiasi positif oleh banyak kalangan di benua biru tersebut. Kini Single terbarunya “Shine” hasil kolaborasi dengan duo DJ Ibiza, Dublex Inc terus menapaki posisi atas airplay dan chart radio di kota-kota besar Eropa Berlin, Austria, Madrid, dan Paris. 

Pada tahun 2009 dia mengikuti International Young Singers - New Wave. Perawakannya yang mungil tak dikira mampu menyihir juri-juri New Wave 2009, sebuah ajang kompetisi bakat internasional di kawasan Eropa Timur . Pagelaran musik yang setiap tahunnya ditonton oleh jutaan pemirsa di Eropa dan dihadiri bintang tamu seperti Stevie Wonder, Robin Gibb, Joe Cocker, Al Jarreau, Lisa Stansfield, itu menjadi saksi kehebatan seorang Sandhy Sondoro, pria asal Ciputat, Jakarta. Pada saat itu ada para partisipasi dari Latvia, Kazahstan, China, Italy, Indonesia, Poland, Finland, France, Ukraine dan Russia. Festival ini berada di pantai Yurmala, Latvia yang sangat populer di Eropa Timur, bekas negara uni Soviet pada 28 Juli hingga 2 Agustus 2009. Siaran langsungnya bisa disaksikan di banyak negara, selain Latvia sendiri. Antara lain: Ukraina, Georgia, Belarus, Kazakstan, Finlandia, Perancis, Italia, dan Rusia. Babak final diikuti oleh 17 finalis yang berasal dari 14 negara. Sandhy adalah finalis pertama yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. 

Kita patut bangga, Sandhy tampil gemilang di ajang ini. Pada hari pertama, 11 (dari 12 orang) juri memberikan nilai sempurna alias 10 untuk suara dan penampilannya. Jumlah poin yang sama, diperoleh pada hari kedua. Pada hari ketiga, Sandhy bahkan bisa 
mendapat nilai sempurna dari semua juri! Para penonton yang hadir juga langsung berdiri dan memberi tepuk tangan panjang untuk putra Indonesia ini. Luar biasa, kan!




Memang, perolehan angka Sandhy pada hari terakhir bisa disamai oleh Djamala, peserta perempuan dari Ukraina. Masing-masing berhak mendapat piala dan hadiah uang sebesar 50.000 euro (sekitar Rp700 juta). Namun, berdasarkan berbagai pertimbangan, dewan juri memutuskan bahwa Sandhy-lah pemenang utama kompetisi ini.

 Sejak kemenangannya di ajang New Wave 2009 itu, pria yang sudah bermukim di kota Hi-Tec, Berlin - Jerman selama dua puluh tahun ini disibukkan dengan penampilannya di TV-TV dan tur seantero Eropa. Panggung hidupnya yang sebelumnya diisi dengan hari-hari penuh perjuangan kini sudah membuahkan hasil manis.


Sebelum mengikuti ajang New Wave 2009, Sandhy sudah pernah membuat rekaman album. Ia pun sempat berusaha menawarkan albumnya itu ke label-label di Jakarta, dengan bantuan teman sejak kecil yang kini menjadi manajernya, Eric Qomarul. Sayang sekali kala itu tak ada label yang melirik rekaman Sandhy itu.

Bertepatan dengan masa itu, Sandhy mendapat tawaran untuk mengikuti New Wave tadi. Maka ia kembali lagi ke Eropa. Setelah kemenangannya, rekaman video penampilannya di New Wave beredar di internet, termasuk di YouTube.com. Sandhy sendiri tak tahu-menahu siapa yang mengunggah rekaman tersebut.


Ia tentunya gembira dengan sambutan positif orang-orang, terutama dari Indonesia. Namun satu hal yang ia sesalkan adalah, dari sekian banyak orang yang mengomentari performanya di situs-situs seperti YouTube dan MySpace, malah orang-orang Indonesia yang sebagian mengomentari hal-hal tidak profesional, hal-hal yang justru tak berhubungan dengan musikalitas Sandhy. Namun bukan Sandhy kalau gampang berkecil hati. Ia sadar akan kualitasnya, orang-orang terdekatnya pun mendukung, maka ia jalan terus meniti karirnya.


Musisi yang mengagumi Iwan Fals, Chrisye, dan Benyamin S. ini melihat bahwa industri musik Indonesia sudah semakin berkembang. Musik di Indonesia juga semakin variatif. Namun ia menyayangkan banyaknya penyanyi yang muncul hanya sebagai boneka industri, dilengkapi dengan gaya berlebihan dan modal tampang rupawan saja, tanpa disertai bakat dan musikalitas yang baik. Itu sebabnya ia mengagumi ketiga nama di atas. Menurutnya, mereka memang berkualitas baik sebagai penyanyi, musisi, dan pencipta lagu, tanpa harus bergaya berlebihan. Sosok seperti itulah yang dijadikan Sandhy sebagai panutan dalam bermusik, selain Marvin Gaye, Barry White, dan The Beatles.



Seiring dengan naiknya popularitas, Sandhy pun telah berhasil menghimpun banyak fans yang tersebar di berbagai negara. Sandhy sudah menjadi musisi profesional yang sangat diperhitungkan dan hal ini secara tidak langsung mengangkat nama negara asalnya yaitu Indonesia. Untuk itu KBRI Jerman pun menganugerahinya pernghargaan Satya Lencana Karya Satya.



Mengenai keikutsertaannya di ajang 
International Contest of Young Pop Singer: Novoya Volna/New Wave, Sandhy menjelaskan bahwa dia mendaftarkan diri secara pribadi. Keiikutsertaannya tidak melalui pihak-pihak di Tanah Air, yang bisa menyertakan seniman Indonesia dalam lomba musik di luar negeri.
"Saya ikut atas nama pribadi," jelas Sandhy. "Tapi, karena saya dari Indonesia, saya terdaftar sebagai Sandhy Sondoro dari Indonesia."

Lalu tentang kemenangannya, Sandhy berkomentar, "Bagi saya kemenangan bukanlah hal yang utama. Hal terpenting bagiku adalah sambutan publik yang luar biasa; benar-benar di luar dugaan saya!"
Untuk selanjutnya, Sandhy memilih tetap berkarir di bidang musik. "Saya memang suka dan ingin main musik," tuturnya. Ia sangat bersyukur, hingga saat ini, dapat hidup berkecukupan dari pilihan karirnya tersebut.



Karya
Album : 
  • 2009 Jazz In The City with Sandhy Sondoro
  • 2008 Why Don't We
Penghargaan
  • 2011 Pendatang Baru Pria Terbaik-Terbaik, Artis Solo Pria terbaik, Artis Penampil Jazz Terbaik dan Produser Jazz Terbaik AMI Awards 2011
  • 2009 Penyayi Pop Terbaik Latvia, NEW WAVE
    • Indonesian Representative artist in Benefide Concert for Tsunami Tidal Wave Victim "BERLIN FOR ASIA 2005" 
    • Berlin representative in Stefan Raabs song contest SSDSDSSWEMUGABRTLAD On Total TV, ranked 5th in the final 
    • Musicload Favourite Artist September 2007 
    • SLANK German Tour Concerts Supporting Musician
    • Rewarded with Satya Lencana Karya Satya from KBRI Berlin 2008 Gregor Meyle supporting Musician
    • Ben Hamilton supporting Musician
    • City Jazz Night 2009, Braunschweig Featured Artis



 Setelah menjalin kisah asmara selama kurang dari satu tahun, Sandhy Sandoro dan Ade Fitria Sechan diam-diam menikah pada hari Jumat 31 Agustus 2012. Pada tanggal 31 Agustus 2012 Sandhy Sondoro menikah dengan adik Sarah Sechan, Ade Sechan. Pernikahan mereka berlangsung tertutup di Masjid Puri Cinere. Ade dan Sandhy berpacaran sejak November 2011. Pernikahan ini adalah pernikahan kedua bagi Ade Sechan dan merupakan pernikahan pertama bagi SandhyPasangan yang mulai pacaran sejak November 2011 silam tersebut melangsungkan akad nikah dan resepsi di Masjid Puri Cinere dengan disaksikan oleh kakek dan nenek Sandhy serta sang ayah.


Ade Sechan Lega Sandang Status Nyonya Sandy Sandoro

Mas kawin yang diberikan oleh Sandhy kepada bintang film "Hattrick" berupa seperangkat alat sholat dan uang tunai Rp. 13 Juta. Sayangnya kebahagiaan tersebut terasa kurang karena ayah Ade Fitria tidak dapat menghadiri akad tersebut karena beliau sedang sakit.


Ade yang tadinya berstatus janda ini menjatuhkan pilihannya kepada Sandhy Sandhoro karena kualitas serta kepribadian penyanyi tersebut yang hangat dan perhatian. Beberapa bulan lalu, Ade menyatakan bahwa Sandhy adalah pria yang menerima dia apa adanya dan tak segan untuk mencurahkan perhatian serta waktu untuk anak-anaknya.


Pernikahan ini dihadiri juga oleh beberapa selebriti seperti Joko Anwar, 
Wanda Hamidah, Indy Barends. Selamat menempuh hidup baru untuk Sandhy dan Ade! (RD)
Info Tambahan
Bersama Glenn Fredly dan Tompi, Sandhy berkolaborasi dalam grup yang mereka namakan Trio Lestari. Selain itu, band legendaris asal Inggris, The Beatles adalah inspirasi Sandhy dalam berkarya.

Penyanyi yang satu ini ternyata merasa kagum dengan penyanyi legendaris Titiek Puspa. Teman duet Indah Dewi Pertiwi ini pun memiliki keinginan berduet dengan Titiek. Menurutnya pelantun lagu 'Ratu Sejagat' itu merupakan musisi yang multitalenta dan karya musiknya pun bisa bertahan tanpa tergerus perkembangan zaman. 

Jumat, 24 Agustus 2012

mengapa one piece berbeda dengan manga yang lain


1. Grand Adventure
Format One Piece adalah Grand Adventure! Petualangan yang besar! Berjalan dengan tujuan pasti, bertemu orang baru, teman baru di tiap pulau, musuh baru, peradaban baru, teknologi baru. Perjalanan di Grand Line benar-benar perjalanan mengelilingi Dunia! Setiap bergerak maju, selalu disertai pengalaman baru.

Petualangan yang mendebarkan menanti
Hal ini berbeda dengan manga lain. Manga2 lain kebanyakan bercerita mengenai tokoh harus mengalahkan monster, mengalahkan musuh yang kuat, kalau tidak dunia akan hancur. begitu satu musuh kalah, musuh lain yang akan menghancurkan dunia datang lagi. Apa yang akan terjadi pada manga tersebut kalau cerita hanya berdasar pada mengalahkan musuh yang akan menghancurkan dunia?
Namun berbeda dengan itu, One Piece menawarkan sebuah petualangan besar di mana tiap gunung dan laut yang mereka lalui, selalu menjanjikan petualangan baru. Big Adventure!
2. Besarnya dunia One Piece
Lebih besar dari apa yang bisa kita bayangkan. Oda Sensei (pengarang One Piece) sendiri menyatakan bahwa dia sengaja membuat dunia One Piece begitu luas, sehingga jika dia memiliki ide yang bagus, dia bisa langsung menerapkannya. Ingin membuat pulau terbang? Buat saja skypiea. Ingin pulau jaman purba? Pulau Little Garden diletakkan di rute perjalanan. Teknologi kereta api yang berjalan di atas laut? Water Seven menyediakan itu. Semua didesain sedemikian rupa, sehingga hal itu masih diterima akal pikiran, tidak terkesan memaksa, tetap pantas ditampilkan, namun mampu membuat kita berkata, WOW!
Dunia One Piece dibuat oleh otak jenius Oda Sensei, dengan pemikiran mendalam akan apa yang akan terjadi pada manga nya.
Berbeda dengan manga lain, yang kebanyakan memiliki dunia yang sempit. Bahkan ada yang hanya memiliki latar sesempit sebuah kota.  Ada juga manga yang dunia nya luas, namun masih terkesan memaksa. Atau dunia yang luas namun tidak dimanfaatkan secara mendalam, padahal potensinya besar.

pulau langit ternyata benar-benar ada!
3. Kolom Pembaca
Disukai banyak orang, dibenci oleh yang lainnya. Jarang komik yang menyediakan kolom pembaca untuk memuaskan hasrat pembacanya dari seluruh dunia, dari sekedar say hello, mengajukan pertanyaan serius, atau bergaje ria. Telihat biasa saja?
Tidak! Kolom Pembaca (di One Piece disebut SBS)adalah sesuatu yang sangat istimwa!

pertanyaan dari penggemar selalu mendapat tempat di one piece
-          SBS adalah bukti kalau Oda sangat mencintai fans nya! Tanpa dukungan pembaca, Oda beserta dunia One Piece-nya tidak akan menyebar di seluruh dunia. Surat-surat yang jumlahnya ribuan* saja dengan ikhlas dibaca oleh oda. Keingintahuan fans dijawab, meski tetap pada batasan sehingga tidak membocorkan cerita One Piece terlalu banyak
*oda sampai khawatir ruangan yang dipakai untuk menyimpan surat-surat pembaca jebol (karena surat terlalu banyak)
-          SBS juga merupakan bukti kalau Oda siap dan serius mengerjakan One Piece. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pembaca, dapat dilihat betapa kuatnya, betapa detailnya, betapa lengkapnya dunia One Piece. Oda memiliki konsep yang jelas mengenai One Piece.
4. Tokoh di Dunia One Piece
Tiap tokoh utama memiliki masa lalu, yang membentuk mereka menjadi manusia yang “sekarang”. Semua diceritakan dengan detail, kadang membuat pembaca menangis. Kemudian para tokoh memiliki cita-cita yang ingin dia capai. Hal ini membuat One Piece tidak kehilangan arah menghadapi badai cerita yang akan dijalani.
Semua tokoh dalam dunia One Piece memiliki keunikan tersendiri, mulai dari gaya bicara, sifat, kekuatan. Para tokoh utama sendiri memiliki ciri khas dan kepribadian yang benar-benar unik.
-seorang “bocah bodoh” yang suka makan daging,
-pendekar pedang sekaligus tukang nyasar,
-pencuri mata duitan yang ahli ilmu navigasi,
-sniper pembohong,
-koki mesum,
-monster rusa yang berprofesi sebagai dokter,
-arkeolog,
-robot,
-tengkorak hidup yang suka menyanyi

beberapa tokoh utama yang mewarnai one piece
Bayangkan monster-monster ini hidup bersama dalam sebuah kapal. Yang kita lihat adalah “kekacauan” dan menakjubkannya juga sebuah “keharmonisan”.
Kemudian, hal yang tak kalah penting adalah keberadaan tokoh-tokoh lama (yang sudah pernah muncul), serta tokoh-tokoh minor . Oda membuat mereka sangat berarti, dan tidak mudah dilupakan, meskipun munculnya singkat. Bahkan dengan sabarnya oda memberi tokoh tersebut nama, serta sebuah kisah tentangnya (biasanya dituliskan dalam SBS).
5. Gambar/Art
Art memang relatif, tergantung selera masing-masing orang. Namun art One Piece yang unik menjadikannya berbeda dengan yang lain. Selain itu, “pelukis” One Piece yang menggambar dengan gembira, menjadikan tiap panel memiliki arti karena digambar dengan hati. Tidak ada panel yang terbuang sia-sia. Gambar dalam tiap halaman One Piece begitu padat, dan detail. Bandingkan saja dengan manga lain yang begitu banyak panel kosong, background kosong,dan sebagainya.

gambar dalam one piece sangat detail

Oke, sampai di sini dulu. Mungkin masih banyak perbedaan yang lain, namun belum bisa saya sampaikan. Ini bukan tulisan mengenai “apa kehebatan One Piece”, namun lebih ke “mengapa One Piece berbeda dengan manga lain”. Tidak ada maksud menghina manga lain. Yang penulis sampaikan adalah nyata (nyata menurut pandangan penulis)
Header image

Jumat, 17 Agustus 2012

Dibalik Keberhasilan Olahraga China di Pentas Dunia


Ye Shiwen
Pemenang medali emas Ye Shiwen berlatih sejak usia lima tahun
Dominasi Cina dalam bidang olahraga jelas terlihat dalam pesta olahraga Olimpiade. Sementara media utama menyerukan pujian dan sorakan setiap kali atlet mereka memperoleh medali emas, banyak warga Cina pengguna forum online dan jejaring sosial yang mempertanyakan kelayakan suatu sistem yang terobsesi untuk menghasilkan bintang Olimpiade.
Ketika atlet angkat besi Cina Wu Jingbiao, yang diunggulkan untuk menang dalam kategori 56 kilogram, kalah dari Om Yun Chol dari Korea, Wu terjatuh lunglai di lantai sambil menangis tersedu-sedu susai pertandingan. Dia lalu membungkuk memberikan isyarat permintaan maaf kepada penonton di negerinya.
Yu Dan, yang memenangkan medali perunggu untuk kelas menembak 10 meter wanita, tak dihiraukan oleh puluhan wartawan Cina dalam konferensi pers. Semua pertanyaan ditujukan kepada rekannya yang meraih medali emas, Yi Siling.
Drama seusai pertandingan ini menimbulkan rasa simpati dan kemarahan di kalangan pembaca Cina.
"Apa salahnya dengan medali perak?" merupakan topik hangat di Weibo, semacam Twitter di Cina.
Itu semua juga menggarisbawahi besarnya harapan yang dibebankan kepada para atlet Olimpiade Cina dari bangsa yang gila akan olahraga.

Medali emas


Cina telah menanamkan investasi besar untuk memastikan terus bermunculannya atlet berkualitas Olimpiade melalui sistem yang diciptakannya.
Pentingnya memenangkan medali emas jauh melebihi kepentingan olahraga itu sendiri. Sebagai negara yang perekonomiannya terbesar kedua di dunia, Cina merasa prestasi olahraganya juga harus mencerminkan citra kekuatan itu.
Situs kantor berita resmi Xinhua belum lama ini menurunkan artikel yang berjudul 'Berapa harga sebuah medali emas."
Menurut artikel ini, antara tahun 2000 dan 2004, anggaran tahunan untuk olahraga elit Cina sebesar lima milyar Yuan atau sekitar US$785 juta. Jadi, jumlah anggaran dalam empat tahun itu lebih dari US$3 miliar.
Cina memenangkan 32 medali emas di Olimpiade Atena 2004. Jadi, nilai setiap medali emas adalah 600 juta yuan atau sekitar US$94 juta, yang menurut penulis artikel tersebut, merupakan medali paling mahal di dunia.


Lin Dan lin dan serta anggota tim cina di olimpiade

Sistem latihan

Sistem olahraga yang diterapkan oleh pemerintah Cina ada tiga tingkat. Sekolah olahraga diperuntukkan bagi anak-anak berbakat. Di sini mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk berlatih olahraga seusai pelajaran.
Akademi olahraga adalah tempat latihan seperti asrama bagi mereka yang memiliki potensi menjadi atlet elit. Dan tim olahraga profesional bagi mereka yang sudah menjadi olahragawan.
Sebagian besar dari atlet yang menjuarai Olimpiade melalui sistem ini.
Sekolah Olahraga Chen Jinglun di kota Hangzhou, di bagian selatan Cina, menghasilkan tiga pemenang medali emas dalam Olimpiade di London; yaitu melalui kemenangan Sun Yang dan Ye Shiwen dalam cabang renang.
Karena ketenaran Chen Jinglun, kini para orangtua harus antri untuk memasukkan anak mereka ke sekolah tersebut. Menurut pelatih renang Gao Junhong, dari 100 anak yang mendaftar, hanya 20 atau 30 dipilih; dan setelah setahun berlatih jumlah mereka menurun kurang dari 10 anak. Setelah enam atau tujuh tahun melakukan training paruh-waktu, mereka yang benar-benar berpotensi besar akan masuk ke tingkat provinsi, di mana mereka menjadi perenang profesional.
Di provinsi Zhejiang saja ada 3.000 anak-anak berbakat renang, sehingga memberikan Cina dasar kuat untuk menghasilkan juara Olimpiade di masa mendatang.
Sebagaimana pemenang medali emas dari negara lain, yang bekerja keras dan banyak berkorban untuk mencapai prestasi tertinggi, atlet Cinapun demikian.
Dalam beberapa hal bahkan tantangan atlet Cina lebih besar karena mereka dibesarkan dalam lingkungan yang penuh persaingan, sementara harapan besar sejak kecil telah berada di pundak mereka.
Mereka harus bekerja sekeras-kerasnya dan mengorbankan banyak hal dalam kehidupan. Media Cina bercerita banyak tentang apa yang harus dilalui oleh para atlet tersebut.
Lin Dan, sang juara badminton, masuk sekolah olahraga ketika berusia lima tahun. Dalam autobiografinya dia menyebutkan latihan yang paling sulit dan paling ditakutinya adalah menekan tulang sendi. Pelatih memintanya merentangkan kaki, sementara badan bagian atas tegak dan sang pelatih menekan bahu. "Sakitnya bukan kepalang dan saya sering menangis," katanya


"Sakitnya bukan kepalang dan saya sering menangis,"
Lin Dan

Wu Minxia, pemenang dua medali meas dalam cabang loncat indah, mulai berlatih ketika berumur lima tahun. Pada usia kesepuluh kakinya sudah mengalami luka berdarah lebih dari sepuluh kali.
Chen Yibing, juara gimnastik pria, mulai training ketika berumur lima tahun pada saat anak-anak lain masih dalam gendongan orangtua. "Masa kecil saya habiskan di ruangan redup dengan peralatan senam seperti gelang-gelang dan kuda-kuda," katanya.
Chen Ruolin, pemenang medali emas dalam cabang loncat indah, dalam upaya mengendalikan berat badannya menjelang Olimpiade Beijing yang lalu, dia menghindari makan makanan kecil dan makan malam selama setahun penuh. Menurut laporan, kalau Chen merasa lapar dia akan pergi tidur.
Zhou Lulu, juara angkat besi wanita, berasal dari keluarga petani. Dia mulai berlatih sejak umur 11 tahun, dan berlatih terus sampai mencapai tingkat nasional. Dalam mempersiapkan Olimpiade London, dia tinggal bersama tim nasional dan tidak bertemu dengan orangtuanya selama lebih dari dua tahun.

Kemana kalau pensiun?

Di setiap keberhasilan seorang atlet menjuarai Olimpiade, ada banyak atlet lainnya yang tidak sampai ke puncak karena cedera atau alasan lain; dan harga dari keberhasilan itu terlalu tinggi, menurut banyak pendapat.
Media resmi di Cina menerima pandangan bahwa dengan sistem yang diterapkan pemerintah sekarang, banyak olahragawan yang terpaksa mengorbankan hak mereka untuk memperoleh pendidikan normal.
Akibatnya banyak juara nasional dan internasional yang akhirnya harus menjadi pekerja kasar setelah pensiun dari olahraga karena mereka tidak punya ketrampilan lain.
Ada statistik yang menyebutkan setiap tahun ada 10.000 atlet pensiun dan pemerintah hanya dapat mengakomodasi 10 persen dari mereka, sisanya tak punya jalan keluar yang jelas.
Perdebatan lain di media adalah tentang tujuan dari sistem elit yang diterapkan pemerintah.
Sementara banyak orang terinspirasi oleh keberhasilan Cina dalam Olimpiade, banyak orang di Cina sendiri mengecam sistem yang melahirkan para juara itu, gagal memberi fasilitas kepada orang biasa untuk berolahraga dan memperbaiki kesehatan rakyat secara umum.

Negara dengan kostum terbaik di pembukaan Olimpiade London 2012



1. Samoa Amerika 
Busana yang dikenakan oleh para delegasi dari Samoa Amerika  menggambarkan budayanya. Mulai dari rok yang terbuat dari anyaman tanaman, hingga kemeja bermotif tribal.


img



2. Brazil
Menggunakan kombinasi warna sesuai bendera negaranya, para delegasi Brazil tampil istimewa dengan blazer hitam yang dipadu rok berwarna terang, kuning dan hijau. Penampilan mereka semakin maksimal dengan scarf motif berwarna senada.

img



3. Kamerun
Begitu banyak delegasi negara yang mengenakan setelan blazer atau jas saat upacara pembukaan. Hal itu menjadikan busana tradisional Kamerun menjadi 'penyegaran' ketika para delegasinya memasuki stadion Olimpiade.

img


4. Denmark
Busana yang dikenakan oleh delegasi asal Denmark diklaim sebagai yang terbaik. Delegasi wanita mengenakan cardigan merah, rok lipit navy dan kalung mutiara. Delegasi pria tampil simple dengan blazer abu-abu gelap, kemeja putih serta celana chino.

img



5. Inggris
Sebagai tuan rumah, sudah sewajarnya jika para delegasi Inggris tampil memukau. Mereka mengenakan busana serba putih dengan sentuhan emas pada capuchon karya desainer kesayangan Inggris, Stella McCartney.

img



6. India
India mencoba memadukan sentuhan tradisional negara mereka dengan busana modern, Hasilnya, blazer yang dipadu dengan terusan sari untuk wanita, serta jas navy, kemeja putih, celana berwarna krem dan turban kuning untuk para atlet pria.

img



7. korea
Untuk upacara pembukaan, tim Korea mengambil nuansa nautical yang tentu saja cocok dengan musim panas di London (tempat diselenggarakannya Olimpiade 2012). Pilihan mereka jatuh pada blazer navy, celana putih, scarf yang disimpul ala pelaut serta topi fedora.img
8. Swedia
Musim panas identik dengan busana berwarna cerah. Hal tersebut sepertinya dipahami beul oleh tim dari Swedia. Mereka memasuki stadion dengan mengenakan kaus polo bernotif salur dengan warna cerah, biru dan kuning, sesuai dengan warna bendera Swedia.

img



9. Kepulauan Virginia
Tema 'tropical' diusung oleh para delegasi asal Kepulauan Viginia. Mereka mengenakan kemeja Hawaii berwarna biru yang dipadu dengan celan putih serta topi anyaman
img
10. Indonesia
Para delegasi Indonesia tampil mengenakan batik, kebaya Kutubaru dan beskap karya desainer Yani N Soemali. Penampilan tim Indonesia mendapat pujian dari penulis fashion senior Telegraph, Hilary Alexander melalui akun Twitternya. Ia menulis, "Gorg (baca: gorgeous)red/gold for Indonesia."

img